FISIOFIT.ID - Apakah Anda membayangkan bisa kembali mengangkat tangan Anda sepenuhnya, bebas rasa nyeri, setelah mengalami patah tulang selangka dan menjalani operasi?
Jika Anda pernah mengalami patah tulang selangka (klavikula) yang membutuhkan tindakan operasi (ORIF), Anda pasti merasakan dampaknya pada aktivitas sehari-hari.
Operasi memang memperbaiki struktur tulang, namun pemulihan gerakan sendi dan kekuatan otot bahu adalah tanggung jawab Anda berikutnya.
Fisioterapi adalah kunci emasnya. Dengan menjalani program rehabilitasi yang terstruktur dan konsisten, Anda membuka jalan kembali menuju mobilitas penuh.
Latihan yang tepat akan mencegah kekakuan sendi bahu, mempercepat pemulihan kekuatan otot, dan memastikan Anda dapat kembali menjalani hidup dengan normal.
Berikut adalah panduan lengkap mengenai tujuh latihan fisioterapi yang sangat penting untuk program rehabilitasi pasca operasi patah tulang selangka Anda.
Ingatlah selalu untuk berkonsultasi dengan dokter bedah dan fisioterapis Anda sebelum memulai latihan apa pun.
Baca juga: Tips Latihan Fisioterapi Lainnya.
Memahami Fase Pemulihan Fisioterapi
Pemulihan pasca operasi tulang selangka umumnya terbagi menjadi beberapa fase. Setiap fase memiliki tujuan dan jenis latihan yang berbeda.
Anda harus menghormati setiap tahapan agar pemulihan berjalan optimal dan aman.
Fase I: Perlindungan Maksimal dan Mobilisasi Dini (Minggu 1-4/6)
Fase ini bertujuan menjaga integritas penyembuhan tulang, mengendalikan nyeri, dan mencegah kekakuan pada area di luar bahu (pergelangan tangan dan siku).
Gerakan bahu sering kali terbatas pada gerakan pasif (dibantu) atau sangat ringan, sesuai anjuran dokter.
Fase II: Pemulihan Gerak Penuh (Full Range of Motion - ROM) (Minggu 4/6-8/12)
Setelah stabilitas tulang membaik, fokus beralih pada pemulihan penuh rentang gerak (ROM) bahu.
Anda akan mulai melakukan latihan aktif (menggerakkan sendiri tanpa bantuan), namun masih menghindari angkat beban atau gerakan kuat.
Fase III: Peningkatan Kekuatan dan Ketahanan (Minggu 8/12 ke atas)
Fase akhir berfokus pada pembangunan kembali kekuatan penuh pada otot bahu dan rotator cuff.
Latihan penguatan progresif menjadi prioritas utama, mempersiapkan bahu untuk kembali ke aktivitas berat.
7 Latihan Fisioterapi Kunci Pasca Operasi Tulang Selangka
Berikut adalah tujuh latihan spesifik yang akan memandu Anda melalui fase-fase pemulihan tersebut.
1. Latihan Genggaman dan Pergelangan Tangan (Pencegahan Kekakuan)
Ini adalah salah satu latihan paling awal yang bisa Anda lakukan, bahkan saat Anda masih mengenakan penyangga.
- Tujuan: Menjaga sirkulasi darah yang baik, mencegah kekakuan pada jari dan pergelangan tangan, serta menjaga kekuatan otot tangan.
- Cara Melakukan:
- Sambil duduk atau berdiri, kepalkan tangan pada sisi yang dioperasi sekuat mungkin. Tahan selama 5 detik.
- Buka kepalan dan rentangkan jari-jari selebar mungkin. Tahan selama 5 detik.
- Lakukan gerakan memutar pergelangan tangan searah jarum jam, kemudian berlawanan arah jarum jam.
- Frekuensi: Lakukan 10-15 repetisi, 3-4 kali sehari.
2. Latihan Pendulum (Codman’s Exercise) (ROM Pasif Awal)
Latihan ini memanfaatkan gravitasi untuk menggerakkan sendi bahu dengan aman tanpa aktivasi otot yang kuat.
Biasanya dimulai pada Fase I, setelah mendapat izin dokter.
- Tujuan: Meningkatkan rentang gerak (ROM) pasif bahu dan meredakan nyeri.
- Cara Melakukan:
- Bungkukkan badan ke depan, topang berat badan Anda pada lengan yang sehat (misalnya, berpegangan pada meja).
- Biarkan lengan yang dioperasi menggantung lurus ke bawah dengan santai.
- Perlahan tingkatkan putaran menjadi lebih besar, lalu ubah menjadi gerakan maju-mundur dan menyamping.
- Frekuensi: Lakukan selama 1-2 menit setiap arah, 3 kali sehari.
3. Latihan Isometrik Siku dan Trisep (Aktivasi Otot Dini)
Latihan isometrik (kontraksi otot tanpa perubahan panjang otot atau gerakan sendi) membantu menjaga kekuatan otot lengan atas tanpa mengganggu area operasi.
- Tujuan: Mempertahankan kekuatan otot bisep dan trisep, mencegah atrofi (penyusutan otot).
- Cara Melakukan Trisep:
- Tekuk siku pada lengan yang dioperasi hingga 90 derajat.
- Tekan telapak tangan ke bawah seolah-olah Anda mendorong permukaan yang tidak bergerak. Rasakan ketegangan di belakang lengan atas (trisep).
- Cara Melakukan Bisep:
- Tekuk siku pada lengan yang dioperasi hingga 90 derajat.
- Tekan telapak tangan ke atas seolah-olah Anda menarik pegangan yang kencang. Rasakan ketegangan di depan lengan atas (bisep).
- Frekuensi: Tahan setiap kontraksi selama 5-7 detik. Lakukan 10 repetisi untuk setiap otot, 2 kali sehari.
4. Latihan Fleksi Bahu Aktif (Wall Climb) (ROM Aktif)
Latihan ini menjadi jembatan antara gerakan pasif dan gerakan aktif penuh, biasanya dimulai pada Fase II.
- Tujuan: Meningkatkan rentang gerak aktif bahu ke arah depan (fleksi) secara bertahap dan terkontrol.
- Cara Melakukan:
- Berdirilah menghadap dinding, dengan lengan yang dioperasi sedekat mungkin ke dinding.
- Gunakan jari tangan Anda untuk "merayap" perlahan ke atas dinding setinggi mungkin tanpa menimbulkan rasa nyeri yang tajam.
- Setelah mencapai batas atas, tahan posisi selama beberapa detik, lalu perlahan "rayapkan" jari kembali ke bawah.
- Frekuensi: Lakukan 10-15 repetisi, 2 kali sehari.
5. Latihan Rotasi Eksternal Dibantu (Menggunakan Tongkat/Sapuan)
Rotasi eksternal (memutar lengan ke luar) sangat penting untuk berpakaian atau menyisir rambut.
Latihan ini menggunakan lengan yang sehat untuk membantu gerakan.
- Tujuan: Memulihkan gerakan memutar lengan ke luar (rotasi eksternal).
- Cara Melakukan:
- Berbaringlah telentang atau duduk tegak sambil memegang tongkat, sapu, atau handuk panjang secara horizontal dengan kedua tangan.
- Gunakan tangan yang sehat untuk mendorong tongkat ke arah luar, sehingga lengan yang dioperasi terputar ke luar menjauhi tubuh.
- Pertahankan siku pada sisi yang dioperasi tetap menempel pada sisi tubuh.
- Tahan posisi regangan maksimal selama 15-30 detik.
- Frekuensi: Lakukan 3-5 set, 1-2 kali sehari.
6. Latihan Isometrik Rotator Cuff (Penguatan Stabilitas)
Memasuki Fase III, Anda dapat mulai menguatkan otot-otot stabilisator bahu (rotator cuff) dengan latihan isometrik (mendorong ke dinding).
- Tujuan: Membangun kembali kekuatan pada otot-otot yang menstabilkan sendi bahu.
- Cara Melakukan Rotasi Internal:
- Berdirilah di samping dinding, tekuk siku 90 derajat, tempelkan bagian dalam lengan bawah (sisi kelingking) pada dinding.
- Dorong lengan bawah ke dinding. Jangan biarkan tangan atau lengan bergerak.
- Cara Melakukan Rotasi Eksternal:
- Berdirilah menghadap dinding dengan siku ditekuk 90 derajat. Letakkan punggung tangan (sisi ibu jari) di dinding.
- Dorong punggung tangan ke dinding. Jangan biarkan tangan atau lengan bergerak.
- Frekuensi: Tahan setiap dorongan selama 5-7 detik. Lakukan 10 repetisi untuk setiap arah, 2 kali sehari.
7. Latihan Scapular Squeeze (Retraksi Skapula) (Penguatan Postur)
Latihan ini menguatkan otot-otot di antara tulang belikat, yang mendukung postur tubuh yang baik dan penting untuk stabilitas tulang selangka yang baru sembuh.
- Tujuan: Menguatkan otot romboid (otot punggung atas) dan memperbaiki postur, mengurangi ketegangan pada bahu.
- Cara Melakukan:
- Duduk atau berdiri tegak dengan bahu rileks.
- Tarik perlahan kedua tulang belikat Anda (skapula) ke belakang dan ke bawah, seolah-olah Anda sedang mencoba menjepit pensil di antara keduanya.
- Pastikan Anda tidak mengangkat bahu ke arah telinga.
- Tahan posisi "meremas" selama 5-10 detik.
- Frekuensi: Lakukan 10-15 repetisi, 3 kali sehari.
Tips Penting dalam Menjalani Rehabilitasi
Program fisioterapi yang sukses memerlukan dedikasi dan perhatian penuh pada sinyal tubuh Anda.
Dengarkan Tubuh Anda
Rasa sakit ringan yang muncul saat peregangan adalah hal yang wajar; nyeri tajam, mendadak, atau menusuk adalah sinyal untuk segera menghentikan gerakan.
Jangan pernah memaksakan gerakan hingga menimbulkan nyeri hebat pada area operasi. Latihan harus bersifat progresif dan terkontrol.
Konsistensi Mengalahkan Intensitas
Melakukan latihan secara rutin dan konsisten jauh lebih baik daripada melakukan sesi yang intens hanya sesekali.
Latihan harian dalam jumlah kecil membantu memelihara ROM dan menghindari kembalinya kekakuan.
Tetap Jaga Postur
Selama masa pemulihan, sangat mudah untuk membungkuk atau menjaga bahu tetap kaku. Secara sadar, Anda harus sering-sering mengecek postur.
Pertahankan bahu yang dioperasi dalam posisi netral (tidak terlalu maju atau terlalu mundur) saat beraktivitas ringan.
Kesimpulan
Operasi hanyalah awal dari perjalanan pemulihan patah tulang selangka Anda. Fisioterapi adalah mitra terpenting dalam memastikan keberhasilan jangka panjang.
Dengan berpegangan pada tujuh latihan ini—mulai dari mobilisasi dini (Genggaman, Pendulum) hingga penguatan (Isometrik Rotator Cuff, Scapular Squeeze)—Anda secara aktif merebut kembali kekuatan dan fungsi sendi bahu Anda.
Sabar, konsisten, dan selalu ikuti petunjuk ahli kesehatan Anda.
Pemulihan memang membutuhkan waktu, namun dengan komitmen kuat, Anda akan segera kembali menikmati mobilitas tanpa batas.
